Kamis, 23 Maret 2017
MENGGENGGAM DUNIA, GOL A GONG
Semangat tak kenal lelah dari penulis bertangansatu, Gol A Gong
Menggenggam Dunia, salah satu terbitan dalam Seri Rumah Dunia, menceritakan pergulatan dan angan-angan Gol A Gong. Menjadi cacat sejak usia 11 tahun tak membuatnya berhenti bermimpi. Bahkan dengan satu tangan, ia sempat menjadi atlit badminton dan mengunjungi 8 negara Asia sambil terus menerus menulis.
Dari awal membaca aku langsung terkagum sama kisah yang ditorehkan oleh Gol A Gong, penulis sastra produktif yang dimiliki Indonesia. Mulai dari kutukan ari-ari, lahirnya Rumah Dunia sampai kisah-kisah sejarah, pemaparan tentang perkembangan Banten. Kecintaan Gol A Gong pada kota tempat beliau dibesarkan, Banten begitu besar. Keterbatasan fisik tidak menghalangi Gol A Gong untuk menggenggam dunia. Semua berkat dukungan orang tua dan keinginannya yang kuat untuk membangun lingkungannya. Ditambah dengan seorang istri yang begitu bersinergi, Tias Tatanka makin hiduplah keinginan untuk mencerdaskan masyarakat Serang, Banten. Kepedulian Gol A Gong akan budaya membaca, budaya menulis melahirkan Rumah Dunia yang terbuka bagi siapa saja yang ingin menyalurkan minat membaca, menulis dan jurnalistik. Rumah Dunia lahir dengan penuh cinta, tumbuh dan berkembang dengan cinta kasih semua orang yang peduli akan kota Serang yang maju dan cerdas masyarakatnya. Pemaparan Gol A Gong tentang minimnya budaya baca yang tidak hanya terjadi di Banten, tapi sudah menggejala di mana-mana. Juga penelitian Taufik Ismail mengenai pengajaran sastra dan mengarang di SMU di 13 negara, hasilnya sungguh membuatku terkejut. Indonesia adalah negara yang menugasi siswanya membaca novel sastra sebanyak "0" (nol) judul! , masih kalah dibanding negara Singapura, Brunei, Thailand, Jepang bahkan negara Eropa dan Amerika. Sementara dalam ranking negeri korup, Indonesia berada di divisi utama! Ini menandakan budaya korupsi lebih menarik dibanding budaya membaca. Miris memang... Melihat hal inilah Rumah Dunia hadir. Gol A Gong juga masih menginginkan suatu saat nanti bisa membangun Civic Centre. Beliau ingin membangun kios-kios seperti di Pasar Seni Ancol, membangun stan-stan permanen untuk pameran buku sekelas Ikapi Book Fair, Islamic Book Fair, Gramedia Book Fair dan World Book Day. Selain itu juga ingin membangun lapangan basket dan panggung terbuka.
Membaca Menggenggam Dunia, aku salut sama Gol A Gong dan ini adalah buku pertama karya beliau yang aku baca :) Bagiku kisah perjalanan hidup Gol A Gong dan Rumah Dunia-nya keren banget, menginspirasi. Beruntung juga Gol A Gong yang lahir dari orang tua yang pendidik sehingga mendapat keleluasaan dalam hal membaca dan akhirnya mengantarkan beliau menjadi seorang penulis yang hebat. Juga aku terkesan dengan ucapan ayah beliau di halaman 61, "Bung Karno hanya meminta 10 pemuda yang sehat dan pintar untuk mengguncang dunia! Nah, kelak jika sudah besar, kamu harus mengumpulkan orang sehat, pintar dan jujur, maka kamu bisa mengguncangkan Banten! Dan ingat, kamu harus berani jika benar dan pantang mundur walau ada aral melintang!" Menurutku ini adalah kalimat 'sakti' yang akhirnya menjadikan Gol A Gong seorang sosok yang berhasil menghadapi segala resiko hidup tanpa melupakan nilai-nilai kemanusiaan.
Resensor: Evi Yuniati/kompasana
Detail Buku:
Judul Buku: Menggenggam Dunia
Penulis: Gol A Gong
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun terbit: 2011
Tebal: 208 hal
Kondisi: Baru (segel plastik)
Harga: Rp 40.000(belum termasuk ongkir)
SMS/WA: 081915467585/081804030020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar